PENDAHULUAN
Kebutuhan
masyarakat dunia terhadap protein hewani ikan terus meningkat seiring
dengan peningkatan populasi penduduk dunia. Sejak tahun 1990-an,
produksi perikanan tangkap mengalami stagnasi dan cenderung menurun
akibat kerusakan lingkungan laut dan upaya penangkapan ikan illegal.
Oleh karena itu pemenuhan konsumsi ikan dunia hanya diharapkan dari
usaha budidaya ikan.
Keberhasilan
usaha budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh 3 faktor yang sama
pentingnya, yaitu breeding (pemuliaan biakan, bibit), feeding (pakan)
dan management (tata laksana). Namun jika dilihat dari total biaya
produksi dalam usaha budidaya ikan, maka kontribusi pakan adalah yang
paling tinggi sekitar 75%.
Pada
umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan, sedangkan
pengertian pangan (food) digunakan untuk manusia. Berkaitan dengan
pakan, maka dihadapkan pada masalah-masalah kualitatif, kuantitatif,
kontinuitas dan keseimbangan zat pakan yang terkandung didalamnya.
Bahan
pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada hewan ternak
(baik berupa bahan organik maupun anorganik) yang sebagian atau
seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatannya. Zat pakan adalah
bagian dari bahan pakan yang dapat dicerna, dapat diserap dan
bermanfaat bagi tubuh (ada 6 macam zat pakan: air, mineral, karbohidrat,
lemak, protein dan vitamin). Seperti halnya hewan lain, ikan pun
membutuhkan zat gizi tertentu untuk kehidupannya, yaitu untuk
menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak dan untuk tumbuh.
Pakan
yang dimakan ikan berasal alam (disebut pakan alami) dan dari buatan
manusia (disebut pakan buatan). Dalam praktiknya, pakan alami sudah
terdapat secara alami dalam perairan kolam tempat pemeliharan ikan.
Pakan alami sangat bagus diberikan pada ikan yang masih dalam stadia
benih, terutama saat benih ikan berumur 3-15 hari. Sedangkan pakan
buatan diramu dari beberapa bahan baku yang memilii kandungan nutrisi
spesifik. Bahan baku diolah secara sederhana atau diolah di pabrik
secara masal dan menghasilkan pakan buatan berbentuk pellet, tepung,
remeh atau crumble dan pasta.
BAHAN-BAHAN PAKAN
Bahan
baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku
nabati dan bahan baku hewani. Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat
diberikan kepada ikan, bahan baku nabati inilah yang menyebabkan harga
pakan menjadi dapat ditekan. Dari sekian banyak bahan baku nabati, 70 –
75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri
makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yang
berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar
merupakan sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan,
kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan
berbentuk bijian atau lahannya tidaklah mengecewakan.
1. Bahan Hewani
a) Tepung Ikan
Berasal
dari ikan sisa atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau
sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya
beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60 – 70%. Tepung ikan
merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak
terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan
fosfornya pun sangat tinggi, dan karena berbagai keunggulan inilah maka
harga tepung ikan menjadi mahal.
b) Tepung Rebon dan Benawa
Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.
c) Tepung Kepala Udang
Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.
d) Tepung Darah
Merupakan
limbah dari rumah potong hewan, yang banyak digunakan oleh pabrik
pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas
“religius” dan “dampak kesehatan”. Baik buruknya tepung darah yang
digunakan sebagai bahan baku dari segi kesehatan, tergantung pada
bagaimana bahan itu diperoleh dari rumah potong hewan. Bila berasal dari
penampungan yang bercampur kotoran, tentu bahan ini tidak layak
digunakan, tapi bila berasal dari penampungan yang bersih, maka tepung
ini memenuhi syarat sebagai bahan baku pakan.
e) Silase Ikan
Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.
f) Tepung Bulu Ayam dan Tepung Tulang
Tepung
bulu diperoleh dengan merebus bulu unggas dalam wadah tertutup dengan
tekanan 3,2 atmosfer selama 45 menit dan dikembalikan lagi pada tekanan
normal, setelah itu dikeringkan pada temperatur 60oC dan digiling hingga
halus. Tepung bulu mempunyai energi metabolis 2354 kal/kg dan asam
amino tersedia sebesar 65% dan penggunaannya maksimal 10%.dan Berasal
dari tulang-tulang dengan sedikit daging yang melekat, kemudian
dikeringkan dan digiling, di pasaran biasa disebut tepung tulang. Bahan
ini dapat digunakan antara 2,5 – 10% dalam formula pakan dan lebih
bersifat sebagai pendamping tepung ikan. Bila digunakan berlebihan,
tentu tidak menguntungkan karena kalsium akan terlalu banyak sehingga
menurunkan selera makan.
g). Tepung Bekicot
Merupakan bahan daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.
h) Tepung Cacing Tanah
Cacing tanah dapat menggantikan tepung ikan dan dapat diternak secara masal.
i). Limbah Unit Penetasan Ayam
Dalam
penetasan telur ayam ras, ada telur-telur yang tidak bertunas atau
bertunas tapi mati, yang biasanya menjadi limbah. Limbah unit penetasan
ini akan berguna sekali untuk makanan unggas dan ikan.
2) Bahan Nabati
a) Dedak
Bahan dedak padi ada dua, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras.
b) Dedak Gandum
Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu.
c) Jagung
Terdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
d) Cantel/Sorgum
Berwarna
merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai
zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah
metionin/penyosohan yang lebih baik
e) Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat
f) Tepung Kedele
Keuntungan:
mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma
makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%. Kekurangan: mengandung zat
yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara
memasak
g) Tepung Ampas Tahu
h) Tepung Bungkil Kacang Tanah
Bungkil
kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat
menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal
dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya.
i) Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%.
j) Biji Kapuk/Randu
Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius.
k) Biji Kapas
Bahan:
bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol
yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan
perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus
dimasak dulu
l) Tepung Daun Turi
Kelemahannya: mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein dan alkoloid-alkoloid lainnya
m)Tepung Daun Lamtoro
Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya < 5% saja.
n) Tepung Daun Ketela Pohon
Kelemahannya: racun HCN/asam biru.
o) Isi Perut Besar Hewan Memamah biak
Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung
3) Bahan Tambahan
a) Vitamin dan Mineral
Dikemas dalam bentuk premiks (premix). Yang mengandung vitamin, mineral dan asam-asam amino tertentu. Contoh-contoh merek dagang:
-
Top mix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam
amino essensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co
dan Cu), serta antioksidan (BHT)
-
Rhodiamix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam
amino essensia metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan
Cu), serta antioksidan.
- Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4, dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin).
- Merek lain: Aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.
b) Garam Dapur (NaCl)
Fungsinya
sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses pencucian
zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan. Penggunaannya
cukup 2%.
c) Bahan Perekat
Contoh bahan perekat: agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka. Penggunaannya cukup 10%.
d) Antioksidan
Bahan
berupa fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin
(1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated
hydroxytoluena), dan BHA (butylated hydroxyanisole). Penggunaannya:
etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.
e) Ragi dan Ampas Bir
Ragi
adalah sejenis cendawan yang dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol
dan CO2. Macam ragi: ragi tape, ragi roti, dan bir. Ampas bir merupakan
limbah pengolahan bir. Penggunaannya: ampas bir basah 3-6% dan kering
10%.
KANDUNGAN VITAMIN DAN NUTRISI DALAM PAKAN
Seperti
halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk
kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang
rusak dan untuk tumbuh. Zat gizi yang dibutuhkan adalah :
protein,lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air.
1. Protein
Protein
sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk pertumbuhan maupun untuk
menghasilkan tenaga. Protein nabati (asal tumbuh- tumbuhan), lebih sulit
dicernakan daripada protein hewani (asalhewan), hal ini disebabkan
karena protein nabati terbungkus dalamdinding selulosa yang memang sukar
dicerna. Pada umumnya, ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada
hewan-hewan ternak di darat (unggas dan mamalia). Selain
itu, jenis dan umur ikan juga berpengaruh pada kebutuhan protein. Ikan
karnivora membutuhkan protein yang lebih banyak daripada ikan herbivora,
sedangkan ikan omnivora berada diantara keduanya. Pada umumnya ikan
membutuhkan protein sekitar 20 – 60%, dan optimum 30 – 36%. Protein
nabati biasanya miskin metionin, dan itu dapat disuplau oleh tepung ikan
yang kaya metionin.
2. Lemak
Nilai
gizi lemak dipengaruhi oleh kandungan asam lemak esensialnya yaitu
asam-asam lemak tak jenuh atau PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) antara
lain asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Asam lemak esensial
ini banyak terdapat di tepung kepala udang, cumi-cumi. Kandungan lemak
sangat dipengaruhi oleh faktor ukuran ikan, kondisi lingkungan dan
adanya sumber tenaga lain. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi antara 4
– 18%.
3. Karbohidrat
Karbohidrat atau
hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku nabati. Kadar
karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10 –50%. Kemampuan
ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya
untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilase). Ikan karnivora
biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar 12%, sedangkan untuk omnivora
kadar karbohidratnya dapat mencapai50%.
4. Vitamin
Apabila ikan
kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah nafsu makan hilang, kecepatan
tumbuh berkurang, warna abnormal, keseimbangan hilang, gelisah, hati
berlemah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang sempurna,
pembentukan lendir terganggu dll. Agar ikan tetap sehat, suplai vitamin
harus kontinyu, tapi kebutuhan akan vitamin dipengaruhi oleh ukuran
ikan, umur, kondisi lingkungan dan suhu air.
5. Mineral
Mineral adalah
bahan an-organik yang dibutuhkan oleh ikan untuk pembentukan jaringan
tubuh, proses metabolisma dan mempertahankan keseimbangan osmotis.
Mineral yang penting untuk pembentukan tulang, gigi dan sisik adalah
kalsium, fosfor, fluorine, magnesium, besi, tembaga, kobalt, natrium,
kalium, klor, boron, alumunium, seng, arsen. Makanan alami biasanya
telah cukup mengandung mineral, bahkan beberapa dapat diserap langsung
dari dalam air. Namun pada umumnya, mineral-mineral itu
didapatkan dari makanan. Oleh karena itu, beberapa macam mineral yang
penting perlu kita tambahkan pada proses pembuatan pakan.
6. Mikronutrien
Selain
kandungan gizi, ada beberapa bahan tambahan dalam meramu pakan buatan.
Bahan-bahan ini cukup sedikit saja, diantaranya: antioksidan, perekat
dan pelezat. Sebagai antioksidan atau zat antitengik dapat ditambahkan
fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin, BHT, BHA dan lain-lain dengan
penggunaan 150 – 200 ppm.
Kandungan Nutrisi Bahan Makanan Ikan
Nama Bahan
|
Protein
|
Lemak
|
Serat
|
Tepung Teri
|
63.71
|
4.21
|
3.6
|
Tepung Udang
|
47.47
|
8.95
|
4.49
|
Tepung Darah
|
80.85
|
5.61
|
0
|
Tepung bekicot
|
39
|
9.33
|
1.05
|
Tepung Ikan
|
62.99
|
6.01
|
3.6
|
Tepung Kedelai
|
46.8
|
5.31
|
3.54
|
Tepung Terigu
|
12.27
|
1.16
|
0
|
Dedak Halus
|
13.3
|
2.4
|
9.4
|
Tepung Jagung
|
9.5
|
3.22
|
1.76
|
Tepung singkong
|
0.85
|
0.3
|
0
|
Bungkil Kelapa
|
24.0
|
8.0
|
10
|
Tepung Ayam Segar
|
15.51
|
0.21
|
0.36
|
BENTUK PAKAN
Bentuk pakan buatan ditentukan oleh kebiasaan makan ikan, berikut bentuk-bentuk pakan ikan:
a. Larutan,
digunakan sebagai pakan burayak ikan dan udang (berumur 2-30 hari).
Larutan ada 2 macam, yaitu : (1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu
dengan air pelarutnya; (2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu
dengan air pelarutnya.
b. Tepung halus, digunakan sebagai pakan benih (berumur 20-40 hari). Tepung halus diperoleh dari remah yang dihancurkan.
c. Tepung
kasar, digunakan sebagai pakan benih gelondongan (berumur 40-80 hari).
Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan.
d. Remah,
digunakan sebagai pakan gelondongan besar/ikan tanggung (berumur 80-120
hari). Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi butiran
kasar.
e. Pellet, digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai berat >60-75 gram dan berumur > 120 hari.
f. Waver, berasal dari emulsi yang dihamparkan di atas alas aluminium atau seng dan dkeringkan, kemudian diremas- remas.
CARA PEMBUATAN PAKAN
Meskipun
beberapa pakan buatan sendiri diakui masih kurang berkualitas dari
pakan buatan pabrik tapi tidak menutup kemungkinan pakan buatan sendiri
lebih baik, lebih segar jika bahan-bahan pembuatan pakan tersedia dan
mutu yang baik. Pakan
yang baik memenuhi nutrisi ikan. Mengenal kebutuhan nutrisi ikan
merupakan landasan dalam pembuatan pakan ikan sendiri, setiap ikan
membutuhkan nilai gisi yang berbeda, kebutuhan protein, lemak dan serat
ikan nila atau tilapia berbeda dengan ikan lele.
Ikan
lele memerlukan lebih sedikit nilai nutrisi dibanding dengan ikan nila,
gurame, ikan mas dan sebagainya. Pakan yang memiliki keseimbangan
protein, lemak, dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan memacu
pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang
dibutuhkan ikan kurang maka pertumbuhan ikan akan lambat berakibat pada
biaya dan waktu panen yang cukup lama.
Dalam
membuat pakan buatan untuk ikan, hal pertama yang harus
dipertimbangkan, adalah persyaratan bahan baku untuk pakan, yaitu :
1. Bahan
baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia. Bila
manusia banyak membutuhkannya, bahan baku ini tidak boleh diberikan
kepada ikan.
2. Bahan
baku ini harus tersedia dalam waktu lama, atau ketersediaannya harus
kontinyu. Bahan baku yang pada suatu saat ada dan kemudian lenyap, harus
dihindari. Padi yang diproduksi secara massal dan nasional, tentu
menyebabkan ketersediaan dedak dan bekatul untuk ternak juga melimpah
ruah. Sebaliknya untuk bahan baku yang diproduksi secara terbatas, juga
akan menghasilkan bahan secara terbatas pula.
3. Harga
bahan baku; walaupun bisa digunakan, tapi bila harganya mahal maka
penggunaan bahan atau peran bahan baku itu sebagai bahan baku sudah
tersisihkan. Sebenarnya murah atau mahalnya bahan baku itu harus dinilai
dari manfaat bahan itu, yang merupakan cermin dari kualitas bahan
tersebut. Tepung ikan, misalnya harganya memang mahal, tetapi bila
dibandingkan dengan kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan
asam aminonya, maka penggunaan tepung ikan menjadi murah.
4. Kualitas
gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting lainnya. Walaupun harganya
murah, banyak terdapat di Indonesia dan ketersediaannya kontinyu,
tetapi bila kandungan gizinya buruk, tentu bahan baku ini tidak dapat
digunakan.
5.
Rasa dan aroma pakan. Pakan yang dibuat harus memiliki rasa yang enak
dan aroma yang disukai ikan. Pakan seperti ini akan habis dimakan ikan
sehingga pakan tidak terbuang dan membusuk didalam kolam. Pemakaian
bahan baku yang menyebabkan rasa pakan tidak enak perlu dihindari.
Dalam
menyusun formulasi pakan ikan komersial, perhitungan mutlak diperlukan
untuk menentukan komposisi paka yang sesuai degan standar kebutuhan
nutrisi ikan. Pada prinsipnya perhitungan ini mempunyai tujuan untuk
mendapatkan pakan yang ekonomis, layak nutrisi dan disenangi oleh ikan.
Beberapa cara atau metode yang bisa digunakan antara lain:
a. Metode Percobaan dan Kesalahan
Digunakan
melalui pendekatan matematika untuk memperoleh kombinasi bahan ransum
yang tepat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan ikan. Biasanya diperlukan
beberapa percobaan.
b. Metode Persamaan Aljabar
Penyusunan
ransum dengan metode aljabar dilakukan dengan membuat semua daftar
bahan yang akan digunakan dan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu bahan
yang sudah diketahui jumlahnya (A) dan kelompok bahan yang belum
diketahu jumlahnya (B) kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan
aljabar.
c. Metode Segi Empat Person
Penyusunan
Metode Segi Empat Person digunakan apabila penyusunan formulasi ransum
hanya menggunakan 2 bahan baku pakan atau beberapa kombinasi bahan baku.
Prosedur kegiatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
- Gambar kotak segi empat
- Tentukan tingkat protein yang diinginkan di tengah-tengah kotak tersebut
- Kelompokkan
bahan-bahan sesuai dengan sumber protein(SP) dan sumber karbohidrat(SK)
kemudian hitung masing-masing rata-rata sumber tersebut.
- Tempatkan kelompok SK sebelah atas pojok kiri dan SP pada pojok kiri bagian bawah
- Kurangkan
jumlah SK dan SP pada protein yang diinginkan secara diagonal dan
tempatkan hasilnya di sudut kanan (hasil tetap positif)
- Jumlahkan kedua hasil pengurangan tersebut
- Kalikan tiap bahan baku dalam kelompok sesuai dengan proporsinya.
PAKAN YANG BAIK UNTUK IKAN
Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, seperti:
protein (asam amino esensial), lemak (asam lemak esensial), energi
(karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan tergantung pada
tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi,
perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan
banyaknya interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan
setelah penyerapan di dalam pencernaan ikan Pakan bermutu umumnya
tersusun dari bahan baku pakan (feedstuffs) yang bermutu yang dapat
berasal dari berbagai sumber dan sering kali digunakan karena sudah
tidak lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan baku tersebut
tergantung pada kandungan bahan gizinya; kecernaannya (digestibility)
dan daya serap (bioavailability) ikan; tidak mengandung anti nutrisi dan
zat racun; tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah.
Umumnya bahan baku berasal dari material tumbuhan dan hewan. Ada juga
beberapa yang berasal dari produk samping atau limbah industri pertanian
atau peternakan. Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari lokasi
pembudidaya atau didatangkan dari luar.
PAKAN YANG TIDAK BAIK UNTUK IKAN
Untuk
memproduksi pakan yang berkualitas diperlukan bahan baku pakan yang
juga berkualitas. Bahan-bahan baku tersebut perlu dilindungi selama
proses ataupun selama penyimpanan. Beberapa bahan baku juga mengandung
zat anti nutrisi yang dapat menghambat pemanfaatan gizi (seperti
protein) oleh ikan atau udang. Sebagai contoh: jenis kacang-kacangan
yang mengandung zat penghambat tripsin dan kimortripsin (asam amino)
sehingga enzim yang ada didalam ikan tidak dapat menyerap protein. Oleh
karena itu, beberapa bahan baku perlu dilakukan proses pengolahan
terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam formulasi pakan. sebagian
zat anti nutrisi ada yang mudah dihilangkan cukup dengan pemanasan,
tetapi ada juga yang sulit dihilangkan dengan pemanasan.
Dalam
menyiapkan pakan, sasaran utama bukan hanya mencampur bahan-bahan baku
tetapi melindungi bahan-bahan baku tersebut selama proses. Seringkali,
sebelum bahan-bahan tersebut digunakan, bahan tersebut harus diproses
untuk menghilangkan zat-zat yang dapat menghambat pemanfaatan bahan gizi
yang dibutuhkan oleh ikan. Proses tersebut bertujuan agar gizi pakan
lebih efektif dimanfaatkan oleh ikan. Penyimpanan pakan juga harus
diperhatikan seperti proses penyiapan dan pengolahan, karena
mempengaruhi umur simpan dari pakan tersebut. Zat anti nutrisi pada
beberapa bahan baku dan cara menghilangkan atau menghambatnya :
1. Inhibitor tripsin : Berikatan dengan tripsin sehingga tripsin tidak aktif
2. Kedelai dan kacang-kacangan : Pemanasan pada suhu 175-1950C atau pemasakan selama 10 menit
3. Lektin : Merusak sel darah merah
4. Kedelai dan kacang-kacangan : di diidihkan dalam air atau autoclave selama 30 menit.
5. Goitrogen : Menghambat pemasukan iodin oleh kelenjar tiroid
6. Kedelai dan kacang-kacangan : Kukus atau autoclave selama 30 menit
7. Anti vitamin D : Berikatan dengan Vitamin D dan menjadikan tidak berfungsi
8. Anti vitamin E : Berkontribusi terhadap defisiensi Vitamin E
9. Thiaminase : Berpengaruh terhadap kerusakan thiamin (Vitamin B1)
10. Ikan rusak, kijing dan kedelai : Autoclave, pemanasan dan pemasakan zat yang tahan terhadap pemanasan
11. Estrogen (isoflavon) : Mengganggu terhadap kinerja reproduksi
12. Tanaman glikosida : Ekstraksi pelarut
13. Gossipol : Berikatan dengan fosfor dan beberapa protein
14. Tepung biji kapas : Penambahan garam besi dan fitase
15. Tannin : Berikatan protein menghambat pencernaan tripsin digestion
16. Sianogen : Melepaskan racun asam hidrosianik
17. Daun singkong : Perendaman dalam air selama 12 jam
18. Mimosin : Menggangu sintesis enzim dalam hati; merusak sell hepatopankreas pada udang
19. Daun Ipil-ipil : Perendaman dalam air selama 24 jam
20. Peroksida : Berikatan dengan proteins dan vitamin
21. Phytates : Berikatan dengan protein dan mineral dan menurunkan daya serapnya
22. Tepung jagung, kulit sereal, dan kacang-kacangan : Dikuliti (dibuang kulitnya).
PERHITUNGAN CARA PEMBERIAN PAKAN DALAM SATU KOLAM
Tujuan pemberian pakan pada ikan
adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik,
pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum
dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan sebab pakan
merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya produksi. Bagi
pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan pakan
merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya
40-50% dari biaya produksi.
Dalam
praktiknya, baik pakan alami maupun pakan buatan diberikan kepada ikan
dengan dosis 3-5 % dari bobot ikan perhari. Pemberian pakan dilakukan
tiga kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari atau malam hari. Namun
demikian, ada juga ahli yang menyarankan bahwa pemberian pakan ikan
tidak selalu tergantung pada waktu-waktu tersebut tetapi dilakukan kapan
saja selagi ikan masih mau makan. Dengan
demikian, jumlah pakan yang diberikan bisa saja lebih dari 3-5 %. Hal
ini dapat dilakukan dengan syarat pakan yang diberikan dimanfaatkan
secara optimal oleh ikan.
Misal pemberian pakan sebesar 4 % per hari dari jumlah bobot
ikan yang dipelihara pada satu kolam. Jumlah ikan dalam kolan 500 ekor
dengan berat per ekor ikan 100 gram. Maka jumlah pakan yang diberikan untuk satu hari adalah:
500 ekor x 100 gram x 4 % = 2000 gram atau 2 kg
Jadi jumlah pakan yang diberikan sebanyak 2 kg/hari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Bahan
baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku
nabati dan bahan baku hewani. Zat gizi yang dibutuhkan oleh ikan adalah protein,lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral dan air. Pakan buatan dapat berbentuk
pellet, tepung, remeh atau crumble dan pasta. Metode yang bisa digunakan
untuk menyusun formulasi pakan antara lain Metode Percobaan dan
Kesalahan, Persamaan Aljabar dan Metode Segi Empat Person. Pemilihan
bahan baku pakan ikan tergantung pada kandungan bahan gizinya;
kecernaannya (digestibility) dan daya serap (bioavailability) ikan;
tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun; tersedia dalam jumlah
banyak dan harga relatif murah. Tujuan pemberian pakan pada ikan
adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik,
pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum
dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum.
Dalam
meramu pakan buatan harus tetap selau memperhatikan kandungan kualitas
atau nilai gizi maupun efek negatif anti nutrisi yang terkandung di
dalam bahan penyusun. Ini dilakukan agar ikan yang dipelihara
pertumbuhannya relatif cepat dan terhindar dari zat berbahaya atau
dengan melakukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam formulasi pakan. Manajemen pemberian pakan juga juga perlu
diperhatikan agar pakan yang diberikan sesuai dengan jumlah konsumsi
ikan atau tidak berlebihan (mubazir). Sehingga perlu diterapakan
manjemen yang baik yaitu dengan menghitung persentase pakan yang
diberikan sesui dengan bobot ikan yang diketahui dengan melakukan
sampling secara berkala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar