Jumat, 22 Juli 2011

Budidaya LELE DUMBO

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

Budidaya Lele Dumbo (terapan)
Budidaya lele dumbo (Clarias gariuphinus) memang agak rumit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami seperti nila dan ikan mas. Pemijahan hanya bisa dilakukan secara buatan, atau dengan istilah lain kawin suntik. Meski agak rumit, budidaya lele dumbo telah lama berhasil dikembangkan di Indonesia. Budiadaya lele dumbo dilakukan dalam beberapa tahapan.
Pematangan Gonad
Pematangan gonad lele dumbo dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk ukuran 0,7 – 1,0 kg; beri pakan tambahan berupa pellet khusus lele dumbo sebanyak 3 persen setiap hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk lele dumbo dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; tubuh agak kusam; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih.
Pemijahan alami
Lele dumbo bisa dipijahkan secara alami. Caranya, siapkan bak berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 30 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; pasang hapa halus sesuai ukuran bak; masukan ijuk secukupnya; masukan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari; masukan pula 1 ekor induk jantan; biarkan memijah; esok harinya, tangkap kedua induk dan biarkan telur menetas di tempat itu.
Pemijahan buatan
Hasil pemijahan alami lele dumbo biasanya kurang memuaskan. Jumlah telur yang keluar tidak banyak. Agar telur bisa seluruhnya, maka dilakukan pemijahan buatan, atau dengan kawin suntik. Sistem ini agak rumit dan memerlukan keahlian khusus. Dua langkah kerja yang harus dilakukan dalam sistem ini, yaitu penyuntikan, pengambilan sperma dan pengeluaran telur.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,3 mll ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan ke dalam tubuh induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan ekstrak kelenjar hypopisa ikan mas atau lele dumbo. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke dalam tubuh induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 jam.
Pengambilan sperma
Setengah jam sebelum pengeluaran telur, sperma harus disiapkan. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang; keluarkan darahnya; gunting kulit perutnya, mulai dari anus hingga belanag tutup insang; buang organ lain dalam perut; ambil kantung sperma; bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering; hancurkan kantung sperma dengan cara menggunting bagian yang paling banyak; peras spermanya agar keluar dan masukan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides; aduk hingga homogen.
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 jam dari penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan lap; bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan
Penetasan telur lele dumbo dilakukan dalam bak tembok. Caranya, siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi bak tersebut dengan air setinggi 30 cm dan biarkan alirkan air selama penetasan; pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak; beri pemberat agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja); tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa; biarkan telur menetas dalam 2 – 3 hari.
Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran lele dumbo dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.

Mengenal Dunia perikanan

PENGIDENTIFIKASI PENYAKIT PADA IKAN

I. Pendahuluan

Penyakit pada ikan merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai dalam usaha budidaya ikan. Di Indonesia teah diketahui ada beberapa jenis ikan air tawar, dan diantaranya sering menimbulkan wabah penyakit serta menyebabkan kegagalan dalam usaha budidaya ikan
Adanya penyakit ikan erat hubungannya dengan lingkungan dimana ikan itu berada. Untuk itu dalam pencegahan dan pengobatan penyakit ikan, selain dilakukan pengendalian terhadap lingkungan juga perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan timbulnya penyakit ikan itu sendiri.
Dengan adanya informasi ini diharapkan para pembudidaya ikan dapat mengetahui secara dini gejala awal serangan penyakit, serta dapat melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap timbulnya penyakit ikan secara mudah.

II. Gejala umum gangguan penyakit ikan

1. Ikan sering berenang di permukaan air dan terlihat terengah-engah (megap-megap).
2. Untuk jenis ikan yang sering berkelompok, meka ikan yang tidak sehat akan memisahkan diri dan berenang secara pasif.
3. Ikan berenang oleng, dan loncat-loncat tidak teratur.
4. Adanya tanda-tanda tertentu pada tubuh ikan, misalnya bercak merah, bercak putih, bisul atau adanya jamur.
5. Insang terlihat pucat.
6. Lendir berkurang dan tidak merata.
III. Pencegahan Penyakit Ikan

1. Perbaikan lingkungan kolam.
 Pengeringan dan penjemuran kolam dilakukan secara periodik 4 - 5 bulan sekali atau setelah ikan dipanen.
 Pengapuran kolam dengan dosis 10 - 20 gram kapur tohor per m2
 Pemberantasan hama dengan larutan PK 20 ppm untuk kolam yang tidak ada ikannya selama 1 hari.
 Pembuatan bak saringan pengendapan air.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh ikan.
3. Perawatan Kesehatan ikan
IV. Beberapa Jenis Penyakit Ikan
1. Penyakit Jamur.

Penyebab
 Jamur Saprolegnia
 Jamur Achlya
Tanda-tanda :
 Tubuh ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas
 Serangan pada telur dapat menghambat pernapasan sehingga menyebabkan telur mati/ tidak menetas.
Pengobatan :
 Ikan direndam dalam larutan Malachite Green 2-3 ppm selama 30 - 60 menit.
 Bagian yang terserang diolesi dengan PK (Kalium Permanganat) 10 ppm.
 Untuk pencegahan pada telur, kakaban, eceng gondok, ijuk direndam dalam larutan Malachite Green 2 ppm selama 30 - 60 menit.
 Dapat diulangi 2-3 kali dengan selang 3 hari
2. Penyakit Golongan Cacing. Penyebab :
• Cacing Dactylogyrus menyerang insang
• Cacing Gyrodactylus menyerang kulit.
Tanda - tanda :
• Insang ikan rusak, luka dan timbul perdarahan.
• Sirip ikan menguncup, bahkan kadang terjadi kerontokan pada sirip ekor.
• Ikan menggosok-gosokkan badannya ke dasar kolam atau benda keras lainnya.
• Kulit menjadi berlendir dan berwarna pucat.
Pengobatan :
• Ikan direndam dalam larutan formalin teknis (Formalin 40 %) 250 ml dalam 1 m3 air selama 15 menit.
• Direndam dalam larutan Methylen Blue 3 ppm selama 24 jam.
• Direndam dalam larutan Malachite Green 2-3 ppm selama 30 - 60 menit.
3. Penyakit Golongan bakteri. Penyebab :
• Bakteri Aeromonas
• Bakteri Pseudomonas
Tanda - tanda :
• Ikan lemah bergerak lambat, bernafas megap-megap di permukaan air.
• Warna insang pucat dan warna tubuh berubah gelap.
• Terdapat bercak-bercak merah pada bagian luar tubuhnya dan kerusakan pada sirip, insang dan kulit.
• Mula-mula lendir berlebihan, kemudian timbul perdarahan.
Pengobatan :
• Ikan direndam dalam larutan PK 20 ppm selama 30 menit.
• Untuk ikan besar, pengobatan dapat dilakukan dengan penyuntikan dengan dosis 0,5 cc Terramycine untuk 1 Kg berat ikan. Tempat penyuntikan umumnya di bagian punggung.
• Pengobatan dapat melalui makanan 1 gram atau 1 cc Terramycine dicampur dalam makanan untuk 1 kg berat ikan selama 6 - 10 hari.
• Direndam dalam larutan obat tetracyline dan kemicytine atau Chloramphenicol 250 gram dalam 500 liter air selama 2 jam. Pengobatan ini dapat diulangi tiap hari sekalai selama 3 sampai